Senin, 04 April 2016

Persimpangan jiwa

Akan datang
Seikat ingatan yang pernah hilang
Kepada siapa harus pulang
Tandu terhuyung ke danau seberang

Dua manusia
Dua raga
Dua mimpi
Dua ambisi
Dua kepribadian
Dua sudut pandang
Dua ego
Dua hati
Dua... dan tak satu

Langkah kita beriring
Namun tujuan kita tak sama

Tubuh kita berpelukan
Namun menghadap arah yang berbeda

Mata kita bertatap
Namun kosong

Kelingling kita terkunci
Namun hati kita entah dimana

Lalu,
Gerimis mulai bertanya pada awan
Kapan hujan akan turun

Di suatu persimpangan
Kita pernah saling menangisi
Mambenci jalan yang bercabang
Dan membenci diri yang memilih

Langkah kita semakin jauh
Jalan yang kita putuskan di persimpangan membawa kita pada proses yang berbeda
Apa kabar?
Apa kau bertemu kurcaci hutan? 
Atau kau bertemu putri duyung?
Aku tak pernah tahu

Jiwa kita tak lagi merindu
Hasratku membeku
Lumpuh

Sudahi,
Perjalanan ini tak berarah
Kelak kau akan tau,
Tatkala tulang rusukmu sudah hancur

Kelak kau akan tau,
Tatkala mimpimu mulai terbeli

Kelak kau akan tau,
Tatkala telingamu sudah bisa mendengar hatimu...

Dan kelak akan kau pahami,
Tatkala karang itu terkikis ombak yang tiada berhenti mengiringi

Akan datang,
Satu jiwa yang melengkapimu
Memeluk egomu
Membasuh amarahmu
Menopang kerasmu
Memuji angkuhmu,

Jiwa yang lain,
Yang kau temui dalam perjalananmu

Dan aku,
Dengan perjalananku sendiri...
Mencari ayah
Mencari ibu
Mencari mimpi
Mencari...
Mencari...
Dan berjalan, mencari...
Jiwa yang bersedia berdamai,
Jiwa yang lain...