Seikat ingatan yang pernah hilang
Kepada siapa harus pulang
Tandu terhuyung ke danau seberang
Dua manusia
Dua raga
Dua mimpi
Dua ambisi
Dua kepribadian
Dua sudut pandang
Dua ego
Dua hati
Dua... dan tak satu
Langkah kita beriring
Namun tujuan kita tak sama
Tubuh kita berpelukan
Namun menghadap arah yang berbeda
Mata kita bertatap
Namun kosong
Kelingling kita terkunci
Namun hati kita entah dimana
Lalu,
Gerimis mulai bertanya pada awan
Kapan hujan akan turun
Di suatu persimpangan
Kita pernah saling menangisi
Mambenci jalan yang bercabang
Dan membenci diri yang memilih
Langkah kita semakin jauh
Jalan yang kita putuskan di persimpangan membawa kita pada proses yang berbeda
Apa kabar?
Apa kau bertemu kurcaci hutan?
Atau kau bertemu putri duyung?
Aku tak pernah tahu
Jiwa kita tak lagi merindu
Hasratku membeku
Lumpuh
Sudahi,
Perjalanan ini tak berarah
Kelak kau akan tau,
Tatkala tulang rusukmu sudah hancur
Kelak kau akan tau,
Tatkala mimpimu mulai terbeli
Kelak kau akan tau,
Tatkala telingamu sudah bisa mendengar hatimu...
Dan kelak akan kau pahami,
Tatkala karang itu terkikis ombak yang tiada berhenti mengiringi
Akan datang,
Satu jiwa yang melengkapimu
Memeluk egomu
Membasuh amarahmu
Menopang kerasmu
Memuji angkuhmu,
Jiwa yang lain,
Yang kau temui dalam perjalananmu
Dan aku,
Dengan perjalananku sendiri...
Mencari ayah
Mencari ibu
Mencari mimpi
Mencari...
Mencari...
Dan berjalan, mencari...
Jiwa yang bersedia berdamai,
Jiwa yang lain...