Ada yang diam diam mengingat
Namun sadar tak ada yang utuh
Sudut bibir yang terbaca jelas
kosong dalam tawanya
Sekeras apapun mengingat
Tak kunjung ia jumpai apa
Semuanya begitu cepat. Penggalan-penggalan kisah yang terabadikan dalam toples berkarat di dasar ingatan. Setelahnya, lupa.
Siapa dia siapa mereka
Dimana dia dimana mereka
Menjumpai sejuta tanya, lalu mengilang. Selesai begitu saja.
Tak ada yang tersisa,
Selepas datang,
Sudahlah pasti pergi nantinya.
Entah siapa yang memilih beranjak
Lainnya,
Kulihat akrab satu sama lain
Disana cinta bersemi
Disana tawa bersarang
Disanalah kamu ketika itu
Datanglah pada tempatnya. Segerombolan cerita yang menyela tak memiliki awal. Merebut cinta, merebut tawa, tapi tidak dengan kamu. Kokoh pada cerita yang sudah kamu mulai. Sepertinya tak ada isyarat berarti untuk berpaling.
Segerombolan cerita yang menyebar dan menyerang cerita lain. Seperti sesuatu yang terdengar kacau.
Dalam derasnya cerita yang entah siapa dan apa serta bagaimana, seletup napas tiba-tiba berbisik untuk berlari sekencang mungkin.
Tinggalkan
Lupakan
Mulailah lagi
Lalu kamu
Tampak berdiri di atas ceritamu,
Menjadi awal baru dari sebuah cerita lainnya
Percayalah,
Kamu menyembuhkan
Meski cerita lain yang menemuimu tak mengerti benar siapa ceritamu yang sudah-sudah
Cerita barumu kini tak akan segan-segan membumi hangus-kan cerita apapun sebelumnya
Datangnya ia atas nama kasih
Darangnya ia atas nama harapan
Datangnya ia atas nama masa depan
Jadilah kini cerita barumu
Yang memiliki awal,
Jadilah kini dua langkah kecil
Yang memiliki tujuan,
Jadilah kini
Sampai hari ini